
Mahakama.co.id – Indonesia akan melangsungkan pesta demokrasi pemilhan umum (Pemilu) serentak pada tahun 2024.
Namun ketidakpedulian masyarakat dalam memberikan suara atau bahkan mereka tidak ingin untuk memilih masih menjadi polemik hingga saat ini.
Menyikapi persoalan tersebut, Ketua Komisi III Dewan DPRD Kota Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani mengatakan, bahwa banyak orang yang menentukan pilihannya untuk Golput, padahal menurutnya Golput bukanlah pilihan.
“Pilihan itu A B C D jangan pilih diluar itu, golput itu bukan pilihan, kalau memang tidak suka semua maka pilih lah yang paling sedikit kamu tidak sukai diantaranya,” jelasnya, Jum’at (12/5/2023).
Angkasa Jaya menyebut anggaran yang digelontorkan dalam pelaksanaan pemilu sangatlah besar, sehingga menjadi kerugian ketika partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak-nya sebagai warga negara dalam memilih wakil hanya sebanyak 50 persen.
Dirinya menjelaskan, bahwa pembangunan bukan hanya peran pemerintah saja namun juga masyarakat memiliki peran penting terhadap pembangunan daerah.
“Karena kalau golput itu kita jadi tidak cerdas, kita jadi dungu dan gaptek dalam politik, membangun negara ini kewajiban semua warga negara, bukan pemerintah saja, kami dipilih dari masyarakat untuk menbangun bangsa,” terangnya.
“Kalau anda tidak memilih, anda tidak punya wakil, anda tidak ikut membangun, tapi mau menikamatinya, kan tidak cerdas dan tidak adil disitu,” pungkasnya. (advertorial)