Mahakama.co.id – Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Damayanti tanggapi soal rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda membangun tekolah terpadu bertaraf Internasional sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Damayanti mengatakan, jika melihat visi dan misi Wali Kota Samarinda untuk menjadikan Samarinda sebagai pusat kota peradaban, maka hal itu dinilai wajar.
Namun menurutnya, rencana tersebut juga harus sejalan dengan pemerataan kualitas dan kuantitas sekolah yang ada.
“Perlunya pemertaan kualitas dan kuantitas sekolah terlebih dahulu, sehingga dengan ini tidak akan munculnya sekolah pinggiran dan sekolah favorit,” ujarnya, Jumat (5/5/2023).
“Kalau semuanya sekolah punya segi fasilitas seperti laboratorium maupun yang lainnya, maka yang diujung daerah bahkan diperkotaan saya rasa akan tidak menjadi masalah terhadap peningkatan pendidikan,” sambungnya.
Bahkan, Damayanti menyebutkan upaya pemerataan kualitas pendidikan di sekolah bukan hanya dari segi sarana dan prasarana infrastruktur saja, namun menurutnya Sumber Daya Manusia atau pengajar juga harus menjadi perhatian.
Seperti halnya insentif guru honorer yang terdapat kesenjangan antara guru Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di naungan Pemerintah Provinsi yang memiliki insentif lebih besar dibandingkan guru honorer Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi naungan Pemerintah Kota.
“Padahal di lingkungan yang sama di Kota Samarinda, makanya kita harus menjemput bola, meminta dan gak usah malu kepada pemerintah provinsi untuk melakukan subsidi silang terhadap gaji guru, sehingga ada pemertaan karena yang diajari juga masyarakat Kota Samarinda,” tutupnya. (advertorial)
