Mahakama.co.id – Elon Musk semakin terhubung dengan keberhasilan Donald Trump dalam memenangkan pemilu presiden AS pada November 2024. Musk, yang sebelumnya aktif mendukung Trump dengan menyumbang lebih dari $118 juta untuk kampanyenya, kini berpotensi mendapat posisi dalam pemerintahan Trump, seperti penasihat terkait efisiensi pengeluaran pemerintah.
Dengan kemenangan Trump, Musk diprediksi akan meraih keuntungan besar. Beberapa kebijakan yang mungkin diambil Trump, seperti insentif pajak rendah, regulasi ketenagakerjaan, dan peluang proyek pemerintah untuk SpaceX, dapat menguntungkan bisnis Musk, termasuk Tesla. Brian Hughes, penasihat senior kampanye Trump, menyebut Musk sebagai “seorang jenius, seorang inovator, dan telah benar-benar membuat sejarah.”
Kekhawatiran di Kalangan Anggota Parlemen
Namun, hubungan dekat ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan beberapa anggota parlemen. Mereka khawatir bahwa Musk akan melemahkan kebijakan AS terhadap China, mengingat Tesla memiliki kepentingan besar di negara tersebut. Dalam kunjungannya ke China, Musk sempat menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian integral dari China, pernyataan yang dilaporkan oleh The Verge.
Tantangan bagi Tesla dengan Kebijakan Trump
Selain itu, Trump berencana mencabut sejumlah insentif pajak untuk kendaraan listrik yang diproduksi di AS. Para analis memperkirakan bahwa kebijakan ini bisa merugikan Tesla, karena akan membuat harga kendaraan listrik lebih mahal dan berpotensi menurunkan penjualan, meskipun produsen mobil berharap agar regulasi tersebut dipertahankan. (net/ra)
