By admin
29.10.25

Muhammad Fathan, Bintang Sains dari Paser yang Menggenggam Tiket Nasional OMI IPA 2025

Muhammad Fathan, Bintang Sains dari Paser yang Menggenggam Tiket Nasional OMI IPA 2025/ilutrasi

MAHAKAMA – Di tengah hiruk pikuk persiapan menyambut Ibu Kota Nusantara (IKN), sebuah kabar membanggakan datang dari sudut Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Kabar ini bukan tentang pembangunan infrastruktur megah, melainkan tentang kilau prestasi seorang pemuda yang siap mengukir sejarah di kancah nasional. Dialah Muhammad Fathan Andriyano, seorang siswa kelas IX E dari Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Paser, yang baru-baru ini berhasil meraih gelar Juara 1 Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) Mata Pelajaran IPA Tingkat Provinsi Kaltim 2025.

​Kemenangan ini secara otomatis mengukuhkan Fathan sebagai wakil resmi Kalimantan Timur untuk berlaga di OMI tingkat Nasional yang dijadwalkan berlangsung pada 10 November 2025 di Banten. Sebuah pencapaian yang mengharukan, membuktikan bahwa semangat belajar dan ketekunan yang dipupuk di daerah mampu bersaing, bahkan mengungguli, pelajar dari wilayah yang lebih maju.

​Muhammad Fathan, remaja berusia 14 tahun kelahiran Tanah Grogot ini, bukan sekadar siswa biasa. Ia adalah cerminan dari filosofi OMI 2025 yang mengusung tema “Innovation and Research in Science Youth and Digital Technology,” yang memadukan ilmu pengetahuan, nilai-nilai keislaman, kearifan lokal, dan teknologi modern. Keberhasilannya menegaskan kembali bahwa institusi pendidikan berbasis agama, seperti madrasah, kini telah menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Jejak Konsistensi Calon Jenius Muda

​Jalan Fathan menuju puncak provinsi OMI IPA 2025 bukanlah jalan pintas. Ia adalah hasil dari proses panjang penempaan diri, dedikasi, dan dukungan luar biasa dari lingkungan sekitarnya. Sebelum namanya dielu-elukan di tingkat Kaltim, Fathan telah mengumpulkan serangkaian prestasi mengesankan yang menunjukkan konsistensi dan kecintaannya pada sains.

​Salah satu pencapaian paling signifikan yang ia raih adalah Juara 1 Lomba I-SO Jenjang MTs/SMP I-Fest Tingkat Nasional 2025. Menggenggam gelar juara nasional sebelum OMI adalah modal mental dan pengalaman yang sangat berharga. Selain itu, ia juga sempat meraih Juara 3 Olimpiade IPA MTs/SMP Tingkat Kabupaten/Kota (OMI), yang menjadi pijakan awalnya sebelum melompat tinggi meraih Juara 1 di tingkat Provinsi. Rentetan prestasi ini menunjukkan bahwa Fathan memiliki kemampuan analitis dan penguasaan materi IPA yang sangat solid, terintegrasi dengan wawasan keislaman sesuai tuntutan OMI.

​Menurut keterangan Kepala Madrasah MTsN 1 Paser, Bapak Ridayatullah, Fathan dikenal sebagai sosok pelajar yang tekun, rendah hati, dan bersemangat tinggi. “Fathan adalah permata bagi kami. Ia menunjukkan bahwa batasan geografis tidak pernah menjadi penghalang bagi seorang pelajar yang memiliki kemauan keras. Ia menjadi teladan nyata bahwa ketekunan dan semangat belajar dapat membawa hasil luar biasa. Kami sangat bangga dan akan terus memberikan dukungan penuh agar ia bisa memberikan hasil terbaik di tingkat nasional,” ujar Ridayatullah.

​Dukungan itu diwujudkan dalam bentuk pembimbingan intensif dan fasilitas belajar yang memadai. Tim pembimbing MTsN 1 Paser yang berisikan guru-guru kompeten di bidang IPA kini bahu-membahu merancang strategi khusus, memperkaya materi yang memiliki bobot terintegrasi keislaman dan teknologi, seperti yang ditekankan dalam Juknis OMI 2025. Mereka memahami bahwa kompetisi di tingkat nasional akan jauh lebih ketat, melibatkan talenta-talenta terbaik dari seluruh madrasah dan sekolah di Indonesia.

OMI: Bukan Sekadar Lomba, Tapi Pembentukan Karakter

​Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) sendiri hadir sebagai event bergengsi yang menggantikan sekaligus menggabungkan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES). Tujuannya mulia: mendorong inovasi, kreativitas, pola pikir kritis, dan akhlak mulia siswa madrasah. OMI menekankan bahwa pemahaman sains harus terintegrasi dengan nilai-nilai agama, membentuk ilmuwan muda yang tidak hanya cerdas tapi juga berintegritas dan peduli terhadap lingkungan (Ekoteologi).

​Dalam bidang IPA yang diikuti Fathan, persaingan menuntut peserta tidak hanya menguasai Fisika, Kimia, dan Biologi, tetapi juga harus mampu mengaitkannya dengan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan kearifan lokal, sebuah integrasi unik yang menjadi ciri khas pendidikan madrasah di Indonesia.

​Fathan, putra dari pasangan Pahli dan Sri Wahyuni yang tinggal di Jalan Garuda, Desa Sangkuriman, Tanah Grogot, kini telah bertransformasi menjadi duta daerah. Kisahnya kini menjadi bumbu penyemangat bagi ribuan pelajar madrasah di Paser dan Kaltim. Ia memancarkan harapan bahwa anak-anak daerah memiliki peluang yang sama, bahkan lebih, untuk berprestasi di panggung utama pendidikan nasional.

Tekad Menggetarkan Panggung Nasional

​Dengan OMI Nasional yang tinggal menghitung hari, fokus utama Muhammad Fathan dan timnya adalah mempersiapkan diri dengan maksimal. Mereka sadar, membawa nama baik Kaltim – calon ibu kota negara – adalah tanggung jawab besar yang menuntut totalitas.

​Fathan sendiri menunjukkan kedewasaan dan kerendahan hati yang luar biasa dalam menghadapi tantangan ini. Ia tidak hanya berambisi meraih medali, tetapi juga membawa pesan inspiratif dari daerah.​

“Saya ingin membuktikan bahwa peserta didik dari daerah juga bisa berprestasi di tingkat nasional. Kadang ada pandangan bahwa kesempatan besar hanya ada di kota-kota besar, tapi saya ingin tunjukkan bahwa ketekunan bisa meruntuhkan semua sekat itu. Mohon doa dan dukungan dari semua pihak, dari sekolah, guru, orang tua, hingga seluruh masyarakat Paser dan Kalimantan Timur, agar saya bisa memberikan yang terbaik.”pintanya.

​Keberhasilan Fathan adalah hadiah terindah bagi dunia pendidikan Paser dan Kalimantan Timur. Ia membuktikan bahwa madrasah adalah lembaga yang adaptif, mampu menelurkan generasi emas yang tidak hanya kompetitif di ranah global tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai keagamaan.

​Kisah Muhammad Fathan Andriyano adalah kisah tentang seorang anak daerah yang berani bermimpi besar, kisah tentang ketekunan yang mengalahkan keterbatasan, dan kisah tentang harapan yang kini siap dibawa ke tingkat nasional. Seluruh masyarakat Bumi Etam kini bersatu dalam doa dan dukungan, berharap Fathan mampu membawa pulang medali emas, mengukuhkan Paser sebagai lumbung ilmuwan muda yang menginspirasi.

Penulis : Redaksi

Trending

https://flybharathi.com/airlines/