By admin
01.05.23

Industri Pariwisata Jadi Pijakan Peralihan Ekonomi Kaltim

Pariwisata di Kepulawan Derawan (Ist)
Pariwisata di Kepulawan Derawan (Ist)

MAHAKAMA.CO.ID – Kalimantan Timur (Kaltim) terkenal ekonomi unggulannya yakni industri ekstraktif yakni pertambangan dan migas. Namun

Meski Kalimantan Timur terkenal dengan industru ekstraktifnya, namun cadangan sumber daya alam di Benua Etam semakin menipis. Hal itu mendorong Kaltim harus membanting stir industri dengan sumber daya yang terbarukan.

Sejalan dengan hal itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim berencana menggeser arah investasi ke industri yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya industri pariwisata.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Puguh Harjanto mengatakan industri pariwisata dan pertanian menjadi sektor yang kini dianggap paling berpotensi dalam melakukan perubahan arah ekonomi Kaltim.

Untuk mencapainya investasi daerah perlu ditingkatkan, agar tren setiap tahunnya menanjak. Serta dibutuhkannya dukungan dan gebrakan baru pengusaha.

“Kami akan dorong sektor investasi di luar industri ekstraktif. Sektor pertanian dan pariwisata akan jadi fokusnya. Target investasi kami tahun ini Rp59 triliun,” kata Puguh Harjanto.

DPMPTSP Kaltim menilai, industri pariwisata memiliki dampak besar dan bercabang. Sementara itu, sektor pertanian bisa menjangkau lebih banyak tenaga kerja. “Pertanian itu dalam arti luas ya. Termasuk mencakup kelautan dan perikanan,” terangnya.

Namun demikian, Kaltim harus melakukan promosi yang lebih masif dan terjalinnya kerja sama luar negeri akan menjadi langkah yang dilakukan. Termasuk kemudahan dalam mengurus perizinannya.

Selain itu, guna memaksimalkan investasi di luar sektor migas dan batu bara, DPMPTSP mulai membangun komunikasi dengan kementerian teknis terkait dan organisasi perangkat daerah (OPD) yang akan bertindam sebagai pengelola di sektor hulu untuk persiapan bahan baku produksi.

“Dinas teknis sektoral di hulunya juga harus siap tampil. Jangan sampai investasi datang, tapi barangnya tidak ada. Itu jadi tidak masuk akal,” pungkasnya. (advertorial)

Trending