
MAHAKAMA.CO.ID – Governor’s Climate Forest (GCF) baru saja menggelar Lokakarya Teknis Penginderaan Jauh (Remote Sensing GIS Workshop), di School of Law, UCLA, Los Angeles. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam hal ini diwakili oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kehutanan.
Agenda ini berlangsung selama selama empat hari dari tanggal 5 – 8 Juni 2023 dengan menghadirkan tidak kurang dari 40 peserta dari berbagai anggota GCF Task Force seluruh dunia termasuk 7 orang dari Indonesia masing masing 1 (satu) orang dari Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Papua dan Papua Baru serta 3 (tiga) orang dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Pada hari, Selasa (6/6/23) pelaksanaan GIS Workshop di School of Law, UCLA Los Angeles, Kepala DLH Kaltim E. A. Rafiddin Rizal mempresentasikan keberhasilan pelaksanaan program penurunan emisi gas rumah kaca di Kalimantan Timur. Pemaparannya dibantu Country Coordinator GCF Indonesia Syahrina Anggraini dan di backup dengan Staf Pemprov Adhi Alwidakdo dan Nanang Hayani menyajikan presentasi dengan judul “Monitoring Deforestation and Degradation on East Kalimantan under East Kalimantan’s Emission Reduction Program”.
Dalam pemaparannya Rizal menyampaikan informasi bahwa sejak 2017 Kaltim terlibat dalam upaya penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi melalui skema pembayaran berbasiskan kinerja/result-based payment (RBP) program FCPF-CF dengan World Bank selama periode waktu kontak 2019 s.d 2024.
Saat ini Kaltim telah mendapatkan pembayaran uang muka (advance payment) sebesar 20.9 juta US dolar atas kinerja penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi atas pelaporan periode pertama (Emission Reduction Monitoring Report). Selain itu disampaikan pula tentang cara menghitung kinerja perhitungan emisi yang dilakukan oleh kelompok kerja MMR (measuring, monitoring, and reporting) yang dikoordinir oleh DLH Kaltim “Kami juga menyampaikan rencana pembagian manfaat dari penerimaan uang muka tersebut, termasuk desa-desa yang akan menerima,” ujar Rizal.
Dirinya mengkaui presentasi yang disampaikan tersebut mendapatkan apresiasi positif, tanggapan, pertanyaan dari peserta workshop. Beberapa peserta menaruh perhatian dalam hal proses perhitungan emisi deforestasi dan degradasi termasuk pengumpulan data yang dilakukan oleh kelompok kerja MMR.
Beberapa menanyakan konsep memahami kinerja penurunan emisi, pertimbangan-pertimbangan penunjukan Kalimantan sebagai provinsi percontohan dan penetapan prosentase pembagian manfaat serta penetapan insentif sebesar 5 US dolar per ton CO2 equivalen yang diberikan. (advetorial)