By admin
06.11.25

Kolosal dan Penuh Sejarah! Dahau 2025: Dari Pusaka Presiden hingga Rekor Penari di Jantung Kubar

Pemecahan rekor muri dalam festival Dahau 2025.

​MAHAKAMA – Gema gong dan alunan musik tradisional kembali memanggil ribuan pasang mata ke Taman Budaya Sendawar (TBS). Festival Dahau Sendawar 2025 resmi bergulir, menjadi puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Kutai Barat (Kubar). Tahun ini, dengan tema “Harmoni Kebersamaan Dalam Budaya,” perayaan ini bukan sekadar pesta, melainkan penegasan komitmen Kubar menjaga warisan leluhur sekaligus menggenjot ekonomi rakyat.

​Akar Tradisi yang Menguatkan Identitas Daerah

​Festival Dahau sejatinya adalah gabungan dari dua perayaan adat suku Dayak yang paling agung: Gelis/Dangai (syukuran panen dan kemakmuran) dan Erau/Ehau (upacara adat besar). Setelah Kabupaten Kutai Barat terbentuk, tradisi ini dilebur dan diangkat menjadi festival tahunan yang mewadahi enam sub-etnis utama: Dayak Tunjung, Benuaq, Bahau, Kenyah, Aoheng, dan Melayu. Festival ini telah menjadi penanda identitas yang mengukuhkan kebersamaan di Kubar sejak kabupaten ini berdiri.
​Pembukaan rangkaian acara berlangsung khidmat pada Kamis, 23 Oktober 2025. Bupati Kutai Barat, Frederick Edwin, secara simbolis memukul gong dan kratung, disusul prosesi adat Tepung Tawar yang penuh makna.

​Dalam sambutannya, Bupati Edwin menekankan pentingnya peran budaya di tengah derasnya arus modernisasi. “Melalui harmoni dalam keberagaman budaya, kita belajar menghargai perbedaan, memperkuat persatuan, serta menjaga nilai-nilai budaya sebagai identitas dan jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan,” ujar Frederick Edwin, Bupati Kutai Barat, pada Kamis, 23 Oktober 2025.

​Bupati juga menitipkan pesan khusus kepada generasi muda. “Gunakan kemajuan teknologi dan media sosial untuk memperkenalkan budaya Kutai Barat kepada dunia, dengan cara yang kreatif serta positif. Jadilah pewaris budaya,” tambahnya.

​Ambisi Pemecahan Rekor MURI dan Sorotan Pusaka

​Dahau 2025 memiliki beberapa agenda unggulan yang dipastikan akan menarik perhatian nasional, salah satunya adalah ambisi memecahkan rekor nasional.
​Tarian Kolosal Spektakuler. Puncak acara akan dimeriahkan dengan penampilan Tarian Kolosal yang melibatkan sekitar 700 penari dari berbagai sekolah dan sanggar tari Kubar. Para penari ini telah berlatih intensif untuk menyajikan performa terbaik.

​Rekor Pakaian Adat, upaya pemecahan Rekor MURI juga akan diwujudkan melalui penggunaan Tutup Kepala Khas Kutai Barat (Kesapu dan Tudung) secara massal.
​Selain itu, sisi sejarah dan warisan budaya diperkuat melalui Pameran Pusaka Nusantara yang dibuka oleh Bupati pada Selasa, 28 Oktober 2025, di TBS. Pameran ini terbilang istimewa karena menampilkan puluhan koleksi pusaka bersejarah, termasuk koleksi pusaka yang disebut-sebut merupakan milik Presiden RI, Bapak Prabowo Subianto.

​Budaya Tradisional dan Angin Segar bagi UMKM

​Rangkaian Dahau 2025 yang berlangsung hingga 7 November 2025 ini juga dimeriahkan dengan lomba dan pameran yang menjadi darah segar bagi ekonomi lokal.
​Lomba olahraga tradisional yang sempat vakum kembali dihidupkan. Salah satunya adalah Pacu Perahu Naga dan Perahu Ketinting yang digelar di perairan Sungai Mahakam, Kecamatan Melak, pada Rabu, 29 Oktober 2025.

​Di sisi ekonomi, Festival Dahau benar-benar menjadi panggung bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Stan-stan pameran kuliner, kerajinan, dan produk lokal memadati area TBS, dengan Ikan Patin diangkat sebagai ikon kuliner daerah.

​Mengenai harapan terhadap pertumbuhan ekonomi, Nanang Adriani, Wakil Bupati Kubar, menyampaikan optimisme saat meninjau stand pameran. “Insyaallah kegiatan ini akan memberikan dampak ekonomi. Ada pepatah mengatakan, di mana ada gula, di situ pasti ada semut. Jadi kalau banyak orang datang, tentu kebutuhan selama kegiatan meningkat dan itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat kita,” ujar Nanang Adriani.

​Dengan perpaduan antara pelestarian tradisi leluhur, ambisi pemecahan rekor, hingga dorongan nyata bagi ekonomi kreatif, Festival Dahau 2025 menjadi penanda bahwa semangat “Harmoni Kebersamaan Dalam Budaya” di Kutai Barat terus hidup dan berkembang.(*)

Trending

https://flybharathi.com/airlines/