
Mahakama.co.id – Puji Setyowati, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, melaporkan penurunan angka kemiskinan sebesar 0,6% pada tahun 2022, namun mulai meningkat lagi pada tahun ini.
“Indikatornya banyak ya, apakah karena adanya PHK (pemutusan hubungan kerja) baru, ataukah memang kurangnya lapangan pekerjaan yang disediakan, ataukah ada inflasi harga melambung tinggi sehingga daya beli masyarakat tidak mampu lagi,” katanya, Sabtu (11/11/2023).
Ia menekankan bahwa kemiskinan bukan hanya persoalan satu indikator saja; hal ini memerlukan penciptaan dan peningkatan kesempatan kerja.
“Kita mendorong kepada pemerintah untuk menggarap hilirisasi,” ujarnya.
Puji menyoroti produksi pisang dan singkong berkualitas tinggi yang dipanen dan diangkut ke luar pulau. Setelah diolah menjadi berbagai produk, dikembalikan ke pasar Kalimantan Timur untuk didistribusikan.
“Saat masih bahan baku dibeli mereka di Kaltim 50 ribu rupiah, tapi setelah diolah harganya jadi 5 juta rupiah,” ujar Puji mencontohkan.
Puji menyarankan pendirian pabrik pengolahan di Kalimantan Timur dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk menurunkan angka kemiskinan.
“Kalau pemerintah berkomitmen mengurangi tingkat kemiskinan di wilayah yang kaya raya akan sumber daya alam ini, harus konsekuen hilirisasi diciptakan untuk lapangan pekerjaan dengan mendirikan pabrik pengolahan,” katanya.
Ia juga mengatakan perbaikan infrastruktur yang tidak dipenuhi dengan baik juga salah satu penyebab kemiskinan.
“Dia menanam cabe di hulu sana, mau dibawa ke pasar, tetapi jalannya dari rumah menuju pasar biayanya melebihi harga cabe,” katanya.
Puji berharap APBD yang ada dipergunakan untuk infrastruktur dan konektivitas dibenahi, bukan hanya yang ada di perkotaan tetapi mencakup dan menjangkau masyarakat di desa-desa. (Hms/Adv)