By admin
28.10.23

Soroti Lemahnya Sisi Perencanaan Suriansyah Minta Dijadikan Atensi

BANNER DPRD BERAU

Mahakama.co.id – Sistem perencanaan pembangunan di Berau belum sepenuhnya matang. Termasuk sikap komitmen membangun yang masih kurang. Masih ada kegiatan yang belum diawali perencanaan yang baik. pada akhirnya, kegiatan seperti proyek fisik yang dilakukan tidak bermanfaat optimal dan bahkan bisa dikatakan mangkrak. Anggota DPRD Berau, Suriansyah menyebut pentingnya perencanaan awal yang matang sebelum merealisasikan satu kegiatan baik fisik maupun non fisik.

Politisi Hanura ini menyebutkan beberapa kegiatan fisik yang sampai saat ini belum selesai dan juga yang tidak maksimal. Meskipun merupakan kegiatan Provinsi, akan tetapi Pemkab Berau juga harus bersikap. Diakui Suriansyah, Berau memang mengalami keterbatasan anggaran. Akan tetapi ada opsi lain yang perlu ditempuh. “Misalnya lobi Provinsi, karena lokasinya di kabupaten kita, Berau, harusnya Pemkab jemput bola, minimal sharing dana bantuan APBD 2 juga,” lanjutnya.

Sebab sangat disayangkan jika tidak dilanjutkan secepatnya. Menurut Suriansyah, ada usia ketahanan bangunan yang berbeda antara bangunan yang langsung tuntas dengan yang dibiarkan tanpa dinding seperti gedung kantor pariwisata,serta bangunan fisik lainnya. Beruntung sudah ada kegiatan lanjutan pada proyek pembangunan gedung Pariwisata Berau tersebut. Khusus untuk bangunan lainnya yang belum tuntas,dikhawatirkan, akan rapuh dan tidak sekuat sebagaimana diharapkan.

Apalagi, banguann itu kini alih fungsi dijadikan tempat pesta Miras, anak-anak ngelem dan lainnya. “Jadi salah peruntukannya saat ini, makanya kami minta Pemkab harusnya tanggap juga, sharing dengan APBD, dianggarkan setiap tahun berapalah, walaupun tidak selesai minimal ada progreslah,” ujarnya lagi. Hal sama juga terjadi pada proyek fisik Provinsi dan pusat yang ada di Berau. Seperti Bendungan di beberapa kampung.

Menurutnya, rata-rata merupakan kegiatan pusat. “Seperti bendungan, sisi perencanaan kurang, rata-rata APBN, harusnya pusat itu surveynya kedaerah, libatkan daerah yang punya wilayah,yang paham topografy wilayahnya, ini mereka bikin sendiri, ujuk-ujuk langsung turun, kita didaerah ini terima saja alhamdulillah ada bantuan pembangunan, tetapi jika tidak maksimal kan sayang,” jelasnya.

Ada beberapa Bendungan yang tidak berfungsi maksimal, seperti di Kampung merancang, yang ada di wilayah pesisir dan juga yang ada di Kampung Labanan. Ia menyebut, kekurangan ini bisa dilihat karena lemahnya perencanaan. Jika memang pusat ingin lebih baik, maka libatkan penuh daerah yang lebih paham soal wilayahnya. “Sehingga proyek yang ditujukan untuk membantu masyarakat ini bisa dimanfaatkan maksimal, hasilnya juga jelas dan tidak sia-sia,” tutupnya.(adv)

Trending