

MAHAKAMA.CO.ID. – Keberadaan rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Abdul Rivai saat ini masih menjadi pilihan utama masyarakat Berau dengan kemampuan ekonomi menengah kebawah. Dengan pelayanan yang masih kalah dengan rumah sakit lainnya di kaltim, namun menjadi satu-satunya alternatif bagi masyarakat saat ini.
Anggota Komisi I DPRD Berau, Falentinus Keo Meo mengharapkan, ada pembenahan lebih riil pada rumah sakit plat merah ini. Sehingga tidak hanya menjadi Pelayanan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), seperti kerap diistilahkan oleh sebagian kecil masyarakat.
“Mau tidak mau, suka tidak suka, itulah rumah sakit yang menjadi andalan kita saat ini, artinya jika ingin dapat pelayanan cepat untuk klasifikasi layanan rumah sakit ya disitu,” ungkapnya. Lambat laun, kondisi rumah sakit ini akan terus berkurang dari sisi pelayanan.
Hal itu dapat dilihat dari sering terjadi over kapasitas pasien dalam waktu tertentu. Kekurangan ruang rawat inap, belum lengkapnya fasilitas alat medis yang tersedia bahkan masih sering terdengar ada keluhan-keluhan pasien terkait pelayanan yang diberikan.
“Dan yang paling sering dikeluhkan adalah soal pelayanannya, sisi humanisnya yang kurang,kemudian ada masalah diagnosa yang berbeda, ini juga beberapa kali terdengar ada keluhan,” ungkapnya lagi.
Memang saat ini sudah ada upaya peningkatan luasan dan kapasitas pada RSUD dr Abdul Rivai, juga pembangunan rumah sakit baru. “Tetapi sementara berjalan, pelayanan terutama sisi humanis pelayanan minimal bisa ditingkatkan, kita tahu orang yang masuk rumah sakit itu orang-orang yang labil, tetapi jika dilayani dengan senyum ramah dan sabar bisa mengurangi beban pasien lah,” jelasnya.
Ada hal lain yang kerap disampaikan masyarakat, yakni ketersediaan stok obat di apotek rumah sakit. Pria yang akrab disapa Falen ini mengatakan, lambat laun tapi pasti memang sudah ada terlihat upaya pembenahan yang dilakukan manajemen rumah sakit, meskipun belum maksimal.
Dilihat dari sisi ketersediaan ruang inap, memang sudah perlu ada penambahan ataupun pembangunan rumah sakit baru. tetapi disadari pula ada kendala lain saat ini yakni keterbatasan anggaran.
Dari sisi hubungan dalam lingkungan RS, Eet menilai perlu ada ketegasan dari manajemen RS yang berada di jalan Pulau panjang, Kecamatan Tanjung Redeb ini. “Memang sudah ada larangan merokok, tetapi masih sering kita temukan orang merokok di lingkungan rumah sakit, ini perlu ketegasan, seluruh pegawai disana mau dokter, perawat satpam dan pegawai lainnya kalau ada melihat orang merokok langsung tegur, larang,” tegasnya.
Dirinya meminta untuk dilakukan pembenahan secara menyeluruh di RSUD ini. Sehingga kedepan tidak ada lagi keluhan-keluhan pasien disebabkan layanan yang prima.
Salah satu kekurangan yang masih sering didengar menjadi keluhan yakni masalah keamanan. Masih sering ada laporan kehilangan di rumah sakit mulai sepatu dan sandal sampai kehilangan helm.(adv)