Mahakama.co.id – Sejumlah program pembangunan di Desa Sebulu Modern, Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, terpaksa tersendat akibat lambannya pencairan Dana Desa (DD). Keterlambatan ini tidak hanya berdampak pada proyek infrastruktur, tetapi juga mengganggu operasional pemerintahan desa, termasuk pembayaran gaji perangkat desa dan insentif kader Posyandu.
Kepala Desa Sebulu Modern, Joemadin, mengungkapkan bahwa hingga Maret, gaji perangkat desa yang seharusnya diterima setiap bulan belum kunjung dibayarkan. Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan perangkat yang tetap harus menjalankan tugas mereka di tengah ketidakpastian.
“Sudah tiga bulan belum ada pencairan. Padahal para perangkat ini bekerja setiap hari melayani masyarakat,” ujar Joemadin, Selasa (14/7/2025).
Tak hanya itu, insentif bagi kader Posyandu juga tertunda. Padahal, peran mereka sangat vital dalam menjaga layanan kesehatan ibu dan anak di tingkat desa.
“Mereka ini ujung tombak pelayanan kesehatan dasar. Tapi kalau insentifnya tidak ada, bagaimana semangat mereka bisa terjaga,” imbuhnya.
Di sisi lain, proyek-proyek infrastruktur yang telah dirancang sejak awal tahun pun harus ditunda. Rencana pembangunan fisik seperti perbaikan jalan lingkungan dan pengadaan sarana air bersih belum dapat direalisasikan.
“Kami sebenarnya sudah siapkan program sejak awal tahun, tapi semua bergantung pada dana desa. Kalau belum cair, ya terpaksa ditunda,” terangnya.
Pemerintah desa saat ini terus menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah agar proses pencairan bisa dipercepat. Ia menilai, sistem pencairan dana desa perlu evaluasi menyeluruh agar tidak merugikan desa yang sudah menyusun rencana kegiatan secara matang.
“Kami berharap ada perbaikan dari pusat. Keterlambatan seperti ini menyulitkan kami dalam menjalankan pemerintahan dan melayani masyarakat,” pungkasnya. (Adv/DiskominfoKukar)