Mahakama.co.id – Masalah banjir yang terus berulang di Kota Samarinda kembali menjadi perhatian DPRD Kota Samarinda. Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Sani Bin Husain, menegaskan perlunya pendekatan penanganan banjir yang lebih ilmiah dan melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif.
Sani menyampaikan bahwa upaya penanggulangan banjir tidak cukup hanya dengan pembangunan fisik seperti normalisasi drainase atau pengerukan sungai. Ia menilai, diperlukan kajian ilmiah yang komprehensif untuk memahami pola aliran air, perubahan tata guna lahan, dan dampak pembangunan terhadap lingkungan. “Kita butuh data dan riset yang kuat sebagai dasar kebijakan, bukan sekadar proyek jangka pendek,” ujarnya.
Selain itu, Sani menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam setiap tahap penanganan banjir, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Ia percaya, partisipasi warga sangat penting untuk memastikan solusi yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. “Warga harus dilibatkan, karena mereka yang paling tahu persoalan di lingkungan masing-masing,” tambahnya.
Sani juga mengingatkan pemerintah kota agar lebih terbuka dalam menyampaikan informasi terkait penanganan banjir dan melibatkan para ahli, akademisi, serta komunitas lingkungan dalam proses pengambilan keputusan. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor akan memperkuat efektivitas program penanggulangan banjir di Samarinda.
DPRD Samarinda berkomitmen untuk terus mengawal upaya penanganan banjir secara berkelanjutan dan berbasis data. Sani berharap, dengan pendekatan ilmiah dan partisipatif, masalah banjir di Samarinda dapat diminimalisir dan tidak lagi menjadi momok tahunan bagi warga kota. “Kami ingin solusi yang benar-benar tuntas dan berkelanjutan,” pungkasnya. (adv)