MAHAKAMA – Lembaga penelitian pemerintah sering kali dianggap sibuk dengan teori tanpa hasil nyata. Banyak yang menilai kajiannya cuma “latihan akademis” yang belum menyentuh kebutuhan masyarakat, pemerintah, atau dunia usaha. Pandangan itu jadi alarm penting. Sudah saatnya kegiatan penelitian di daerah dibenahi agar lebih berdampak langsung dan bisa menjawab tantangan nyata.
Menanggapi hal itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalimantan Timur menyusun kajian berjudul Analisis Kebutuhan Penelitian dan Pengembangan Bidang Sosial dan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur oleh Adi Hendro Purnomo dan Pebiansyah Hapsari (2019). Langkah ini jadi momentum penting bagi Balitbangda untuk memastikan arah penelitian ke depan lebih efisien, efektif dan benar-benar mendukung visi Gubernur Kalimantan Timur 2018–2023, “Kalimantan Timur Berdaulat”.
Kesenjangan dan Isu Strategis yang Mendesak
Kajian ini dilakukan melalui dua tahap utama. Tahap pertama adalah analisis situasi yang meninjau visi-misi kepala daerah dan rencana strategis, lalu dilanjutkan dengan analisis kesenjangan penelitian atau gap analysis. Hasilnya, ada lima masalah besar di bidang sosial dan pemerintahan yang butuh perhatian serius:
- Rendahnya daya saing SDM Kalimantan Timur. Hal ini mencakup angka kriminalitas yang tinggi, pendidikan belum merata, hingga kompetensi tenaga kerja lokal yang masih lemah. Diperlukan riset tentang pemberdayaan masyarakat dan perlindungan disabilitas berbasis budaya lokal.
- Pertumbuhan ekonomi belum merata karena transformasi dari ekonomi berbasis sumber daya alam ke sektor lain masih lambat. Penelitian perlu diarahkan untuk memperkuat ekonomi desa dan UMKM.
- Tata kelola pemerintahan belum optimal, terutama di tingkat desa yang akuntabilitasnya masih rendah. Riset dibutuhkan untuk memperkuat inovasi daerah dan mempercepat pelayanan publik.
- Kualitas lingkungan hidup juga menurun. Penelitian sosial diarahkan untuk menumbuhkan budaya hidup bersih, sehat, dan peduli lingkungan.
- Keterlibatan masyarakat masih terbatas, sehingga perlu riset yang mendorong partisipasi publik dalam perumusan kebijakan daerah.
Arah Baru Kelitbangan: Mandiri dan Relevan
Hasil kajian ini menegaskan pentingnya Balitbangda untuk tidak terjebak dalam rutinitas penelitian yang jauh dari realita. Kegiatan kelitbangan ke depan harus menghasilkan rekomendasi yang inovatif, aplikatif, dan responsif terhadap kebutuhan daerah.
Dengan pemetaan kebutuhan penelitian ini, Balitbangda Kalimantan Timur siap bertransformasi menjadi lembaga riset yang mandiri, berdaya saing, dan berpihak pada kemajuan masyarakat. Fokusnya jelas, memperkuat nilai sosial, budaya, serta pemberdayaan di setiap level pembangunan daerah.(*)
Penulis: Dwi Lena Irawati
Editor: Amin