Mahakama.co.id – Ketimpangan ekonomi masih menghantui Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Pertumbuhan di wilayah hulu relatif stabil, bahkan menunjukkan tren positif, sementara kawasan pesisir justru mengalami stagnasi akibat tutupnya sejumlah perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.
Kasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kecamatan Sebulu, Nurul Yakin, mengakui adanya perbedaan mencolok antara wilayah hulu dan pesisir.
“Secara umum tidak ada kemunduran signifikan dalam perekonomian Sebulu, tetapi pertumbuhannya tidak merata. Daerah pesisir yang dulu ramai kini mulai ditinggalkan karena lapangan kerja berkurang drastis,” ujarnya.
Nurul menambahkan, banyak tenaga kerja akhirnya bermigrasi ke wilayah hulu karena sektor perkebunan dan pertambangan masih bertahan.
“Banyak warga pesisir pindah ke daerah yang memiliki peluang kerja lebih besar. Ini salah satu dampak yang cukup terasa setelah beberapa perusahaan tutup,” jelasnya.
Sebagian besar masyarakat Sebulu menggantungkan hidup pada sektor pertanian, perkebunan kelapa sawit, peternakan, dan perikanan. Sektor pertambangan batu bara juga turut menopang ekonomi, meski keberlanjutannya masih bergantung pada kebijakan perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut.
Pemerintah kecamatan kini berupaya mencari solusi untuk mengurangi dampak ketimpangan tersebut. Salah satunya dengan program pelatihan kerja dan bantuan modal bagi usaha kecil menengah.
“Kami berusaha agar masyarakat yang terdampak tidak kehilangan penghasilan. Ada pelatihan keterampilan dan dukungan modal yang sedang kami rancang,” kata Nurul.
Selain itu, bantuan sosial dari Baznas serta program pemberdayaan masyarakat juga digulirkan. Nurul berharap langkah tersebut dapat mempersempit jurang ekonomi antarwilayah.
“Harapan kami, kesenjangan ini bisa teratasi sedikit demi sedikit. Kami akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak agar kesejahteraan masyarakat meningkat,” pungkasnya. (Adv/DiskominfoKukar)
