By admin
21.06.25

Kemarau Panjang Ancam Petani Segihan, Produksi Padi Terancam Turun

Desa Segihan.

Mahakama.co.id – Ancaman kemarau panjang menjadi momok bagi petani padi di Desa Segihan, Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara.

Selama ini, petani masih mengandalkan pola tanam dua kali setahun, tetapi kondisi tersebut kerap terganggu ketika curah hujan menurun drastis.

Sekretaris Desa Segihan, Setiono Anitabhakti, mengungkapkan ketergantungan petani terhadap hujan membuat hasil panen tidak stabil.

“Kalau cuaca normal, petani bisa panen dua kali dalam setahun. Tapi kalau kemarau panjang, biasanya cuma sekali panen, bahkan hasilnya menurun jauh,” katanya.

Luas lahan pertanian di Desa Segihan mencapai 100 hektare dengan produktivitas rata-rata tiga ton padi per hektare. Namun, hasil itu sangat bergantung pada ketersediaan air.

“Ketika curah hujan berkurang dan irigasi kurang memadai, hasil panen bisa anjlok. Risiko gagal panen juga selalu menghantui,” tutur Setiono.

Pemerintah desa kini berfokus pada peningkatan infrastruktur pertanian, terutama sistem pengairan. Setiono menegaskan dukungan pemerintah daerah sangat dibutuhkan.

“Kami berharap ada pembangunan jaringan irigasi permanen agar petani tidak lagi sepenuhnya bergantung pada hujan,” ujarnya.

Selain memperkuat irigasi, desa juga berencana menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk penyediaan sarana produksi pertanian (saprotan), termasuk pupuk dan alat pertanian modern.

Harapannya, produktivitas petani bisa meningkat meskipun menghadapi perubahan iklim.

“Jika petani memiliki teknologi pertanian yang baik dan akses irigasi memadai, produksi padi bisa lebih stabil meski ada ancaman kemarau,” tutupnya. (Adv/DiskominfoKukar)

Trending