By admin
22.04.25

Teknologi Bioflok Jadi Harapan Baru Perikanan Embalut Solusi Ancaman Iklim

Ilustrasi teknologi kolam bioflok dan sistem resirkulasi aquaculture (RAS)

Mahakama.co.id – Masyarakat Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, masih memegang erat sektor perikanan sebagai tulang punggung ekonomi desa. Meskipun sektor perkebunan mulai menunjukkan geliat, perikanan tetap menjadi penggerak utama roda ekonomi warga.

Kepala Desa Embalut, Yahya, mengatakan mayoritas warga menggantungkan hidup dari hasil tangkapan sungai dan budidaya air tawar. “Perikanan adalah nadi kehidupan kami. Kami ingin masyarakat bisa tetap sejahtera tanpa harus merusak alam,” ujar Yahya.

Untuk menjaga keberlangsungan sektor ini, pemerintah desa telah meluncurkan berbagai program, mulai dari pelatihan peningkatan kapasitas nelayan, bantuan alat tangkap, hingga perluasan akses pasar. Semua diarahkan agar warga bisa lebih mandiri dan hasil perikanan mereka memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Namun, sektor ini juga dihadapkan pada tantangan serius. Perubahan iklim mengacaukan pola musim, sementara stok ikan di perairan umum kian menipis. Harga pasar yang tidak stabil turut menambah beban para nelayan dan pembudidaya, Selasa (22/4/2025).

Menjawab tantangan itu, Desa Embalut mulai menerapkan teknologi perikanan ramah lingkungan. Teknologi seperti kolam bioflok dan sistem resirkulasi aquaculture (RAS) mulai diperkenalkan kepada masyarakat. “Teknologi ini mampu meningkatkan hasil panen ikan, sekaligus menjaga kebersihan dan keseimbangan lingkungan,” jelasnya.

Teknologi bioflok misalnya, memungkinkan budidaya ikan dilakukan dalam lahan terbatas dengan sistem air yang dikelola secara efisien. Sistem ini terbukti menekan limbah dan mempercepat siklus panen.

“Dulu warga hanya mengandalkan cara tradisional. Tapi sekarang warga mulai memahami pentingnya teknologi. Hasilnya pun sudah mulai terlihat,” terangnya.

Bukan hanya itu saja, dirinya menjelaskan keberhasilan program ini juga sangat bergantung pada sinergi dengan berbagai pihak.

“Kami butuh dukungan dari pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan sektor swasta. Pendekatan kolaboratif ini penting agar pembangunan perikanan berkelanjutan tidak hanya jadi wacana,” tegasnya.

Lebih dari sekadar sumber penghasilan, perikanan bagi warga Embalut merupakan identitas dan warisan budaya. Dengan inovasi yang selaras dengan alam, desa ini berharap bisa menjadi contoh bagaimana kearifan lokal dan teknologi bisa berjalan beriringan. (Adv/DiskominfoKukar)

Trending