
SAMARINDA. Kasus anak meninggal di lubang tambang, khususnya di Kaltim memang sudah terbilang tinggi. Yaitu mencapai 41 kasus hingga saat ini.
Dimana, kasus terbaru yaitu terjadi di Kecamatan Teluk Bayur , Berau. Atas kejadian ini, Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun mengkhawatirkan, jika kasus ini tidak ditanggapi serius, maka bisa saja korban akan terus berjatuhan.
Samsun mengatakan, kejadian itu disebabkan karena semakin bebasnya aktivitas penambangan. Ditambah para penambang kini mengabaikan sistem pertambangan yang baik, yakni seperti dengan tidak melakukan reklamasi setelah selesai melakukan aktivitas penambangan.
Dirinya juga menyebut mestinya ini pencegahan sistematis. Selain itu semua lubang tambang yang tidak direklamasi, berpotensi menimbulkan kecelakaan. Agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, Samsun meminta kepada seluruh pemilik perusahaan tambang batu bara untuk memasang safety di semua lubang bekas tambang, seperti memasang pagar atau imbauan larangan untuk tidak berenang di kawasan tersebut.
Selain itu, politikus PDI Perjuangan tersebut juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di kawasan lubang tambang. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan diimbau kepada penambang untuk memberikan safety. “karena lubang tambang itu pasti ada, di gali pasti ada lagi lubangnya, minimal diberikan peringatan atau pagar,” ucapnya.
Dia juga mendesak aparat penegak hukum dan instansi terkait untuk menindak tegas pemilik perusahaan tambang yang tidak melakukan reklamasi.
“Karena ini sangat berbahaya, itulah akibat dari aktivitas tambang di negara kita ini. Coba dilakukan tindakan tegas, semua tambang ilegal harus diberantas. Kami di DPRD hanya memiliki fungsi pengawasan saja, terkait langkah penindakan itu ranahnya aparat penegak hukum dan instansi terkait,” tegasnya. (advertorial)