By admin
23.11.24

Siswa Beralhir ke ChatGPT, Startup Bimbel Online Terbesar di Amerika, Chegg Bangkrut

Ilustrasi Chegg, Startup Bimbel Online AS bangkrut. (Foto: David Paul Morris/Bloomberg News)

Mahakama.co.id – Chegg, perusahaan bimbingan belajar online terbesar di Amerika Serikat, dilaporkan bangkrut setelah banyak siswa beralih menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan tugas sekolah. Fenomena ini mencerminkan dampak signifikan kemajuan teknologi AI terhadap industri pendidikan tradisional.

Didirikan pada awal 2000-an, Chegg awalnya berfokus pada penyewaan buku pelajaran sebelum berkembang menjadi platform belajar daring yang terkenal. Siswa di AS membayar sekitar Rp 300 ribu per bulan untuk mendapatkan akses ke jawaban soal dan konsultasi dengan ahli. Pada 2021, Chegg mencapai puncak kesuksesannya, terutama selama pandemi.

ChatGPT Mengubah Cara Belajar dan Menyelesaikan Tugas

Namun, kedatangan ChatGPT membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan. Dengan kemampuan memberikan jawaban dalam hitungan detik, ChatGPT menjadi pilihan utama para siswa. Hal ini menyebabkan penurunan tajam jumlah pelanggan Chegg dan memicu kerugian besar bagi perusahaan.

Penurunan Saham dan Keputusan Bisnis yang Terlambat

Ilustrasi ChatGPT. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration)

Setelah beralih ke ChatGPT, saham Chegg turun 99%, dan perusahaan kehilangan setengah juta pelanggan berbayar. Meskipun Chegg telah mencoba mengadopsi AI, langkah ini terlambat untuk meraih kembali kepercayaan pelanggan. Pada 2024, CEO Dan Rosenweig mengundurkan diri, digantikan oleh Nathan Schultz, yang melakukan pemutusan hubungan kerja besar-besaran. (net/ra)

Trending