Mahakama.co.id – Menteri Komunikasi dan Informatika, Meutya Hafid, menyatakan bahwa judi online (judol) berbeda dengan kasino konvensional yang terbatas pada lokasi fisik tertentu. Menurutnya, judi online bisa ditemukan di banyak situs, tidak seperti kasino yang hanya ada di tempat tertentu. Ia menjelaskan bahwa jika sebuah kasino ditutup, masalah akan selesai, namun hal tersebut tidak berlaku untuk judi online yang bisa muncul di berbagai situs.
Meutya menambahkan, judi online bisa muncul di situs yang tampaknya tidak berhubungan dengan perjudian, seperti situs pendidikan atau situs pemerintah. “Ada yang di situs pendidikan, situs pemerintahan, atau bahkan lewat influencer, jadi tidak bisa langsung menutup servernya satu per satu,” jelas Meutya dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Partai Golkar di Gedung Parlemen, Jakarta, pada Selasa (12/11).
Pemanfaatan Teknologi AI untuk Pemberantasan Judi Online

Untuk mengatasi masalah ini, Meutya mengungkapkan bahwa pemerintah akan memanfaatkan teknologi terbaru, salah satunya kecerdasan buatan (AI), yang diharapkan dapat membantu menanggulangi situs judi online yang semakin sulit diidentifikasi. “Jika AI sudah hadir di Indonesia, itu akan lebih mempermudah penanganannya,” ujarnya.
Judi Online Lebih Mudah Dilacak Berkat Digitalisasi
Meutya juga menegaskan bahwa judi online lebih mudah ditemukan karena berbentuk digital, berbeda dengan perjudian tradisional seperti sabung ayam yang bisa dilakukan secara sembunyi-sembunyi. “Dengan digital, meski tak terlihat langsung, sebenarnya bisa lebih mudah dilacak,” katanya. (net/ra)