By admin
26.12.24

Natal Penuh Keheningan di Gaza dan Betlehem, Umat Kristen Doakan Perdamaian

Para Pendeta yang akan memasuki Gereja Kelahiran di tempat kelahhiran Yesus, pada Malam Natal, di Kota Tepi Barat, Betlehem. (Foto: Matias Delacroix/AP Photo)

Mahakama.co.id – Perayaan Natal 2024 di Gaza dan Betlehem, dua wilayah Palestina yang terperangkap dalam konflik, berlangsung dalam suasana penuh keheningan dan doa. Umat Kristen di kedua daerah ini, yang tengah menghadapi dampak perang, memanjatkan harapan agar perdamaian segera datang, mengakhiri penderitaan yang telah berlangsung lama.

Di Gaza, ratusan umat Kristen Palestina berkumpul di gereja pada Malam Natal. Meski didera serangan Israel yang terus berlanjut, menyebabkan lebih dari 45 ribu jiwa melayang, doa mereka tetap berfokus pada akhir kekerasan yang telah menghancurkan wilayah tersebut. Di Betlehem, kota kelahiran Yesus yang terletak di Tepi Barat yang diduduki Israel, perayaan Natal juga berlangsung dalam suasana muram. Tanpa pohon Natal atau dekorasi khas, Gereja Kelahiran mencerminkan situasi yang mencekam.

Suasana Penuh Harapan di Betlehem

Meskipun demikian, pawai Pasukan Pramuka Terra Sancta di Betlehem memperlihatkan secercah harapan. Anak-anak dengan syal merah menyanyikan lagu Natal, meski spanduk yang mereka bawa menyuarakan kesedihan. Pesan-pesan seperti “Kami ingin hidup, bukan mati” dan “Hentikan genosida Gaza sekarang!” jelas menunjukkan keresahan mereka.

Wali Kota Betlehem, Anton Salman, menyampaikan doa dan harapan agar Tuhan mengakhiri penderitaan mereka dan membawa kedamaian yang diharapkan, yang telah dibawa oleh Yesus lebih dari 2.000 tahun lalu.

Pesan Harapan dari Uskup Agung Pizzaballa

Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa, patriark Latin Yerusalem, juga memberikan pesan harapan. Meski baru saja kembali dari Gaza, di mana ia menyaksikan kehancuran, kemiskinan, dan bencana, Pizzaballa mengungkapkan bahwa ia melihat semangat hidup yang tak pernah padam. “Mereka tidak menyerah, jadi kita pun tidak boleh menyerah,” katanya.

Pizzaballa menegaskan bahwa meskipun tahun ini penuh tantangan, mereka yang tinggal di Palestina adalah bagian dari terang, bukan kegelapan. “Mari kita wujudkan pohon Natal terbesar yang pernah ada tahun depan,” ujar Pizzaballa seraya berdiri di bawah bendera Palestina.

Absennya Wisatawan dan Dampak Serangan

Patriark Latin Pierbattista Pizzaballa, rohaniwan Katolik, pada Malam Natal di Bethlehem, Palestina. (Foto: Matias Delacroix AP/Photo)

Perang yang berkepanjangan di Gaza dan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat juga berdampak pada jumlah wisatawan yang datang ke Betlehem. Biasanya, kota ini ramai pengunjung selama Natal, namun tahun ini suasananya jauh lebih sepi. Di Gaza, serangan Israel yang baru-baru ini menghantam kantor Pertahanan Sipil Palestina menambah penderitaan, menewaskan dua anggota staf dan seorang anak. (net/ra)

Trending