Mahakama.co.id – Lembaga antariksa NASA mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 5 persen karyawan di Jet Propulsion Lab (JPL), California, Amerika Serikat. Total ada 325 orang yang terdampak dari pengurangan pegawai ini. JPL sendiri adalah pusat penelitian dan pengembangan untuk eksplorasi luar angkasa, yang dikenal dengan misi-misi penting seperti Perseverance dan Curiosity di Mars. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari penyesuaian anggaran NASA.
Kepala JPL, Laurie Leshin, mengungkapkan dalam memo kepada karyawan bahwa PHK tersebut dilakukan untuk mematuhi anggaran yang semakin ketat, sambil tetap melanjutkan misi-misi penting NASA. “Dampaknya terjadi di seluruh area teknis, bisnis, dan dukungan laboratorium,” katanya. Meskipun sulit, langkah ini dianggap perlu untuk mempertahankan kelangsungan pekerjaan yang krusial bagi misi antariksa masa depan.
PHK Sebelumnya dan Alasan Pengurangan Karyawan
Sebelum pengurangan kali ini, NASA juga telah melakukan PHK pada Februari 2024, dengan sekitar 530 pegawai tetap dan 40 pegawai kontrak diberhentikan. Pengurangan tersebut sebagian disebabkan oleh penurunan dana untuk proyek pengembalian sampel Mars (Mars Sample Return/MSR), yang ditinjau ulang setelah biaya proyek dianggap terlalu tinggi. Meskipun demikian, untuk PHK terbaru, NASA tidak merinci lebih lanjut terkait dengan proyek MSR.
Kondisi Kepegawaian JPL Setelah PHK

Setelah pemutusan hubungan kerja ini, JPL akan memiliki sekitar 5.500 karyawan tetap. Meskipun tantangan tetap ada, Leshin menyatakan bahwa JPL akan tetap dalam posisi yang baik untuk menghadapi pekerjaan di masa depan. “Kami akan berada dalam posisi yang stabil meskipun anggaran di masa mendatang tidak dapat diprediksi dengan pasti,” ujarnya. (net/ra)