Mahakama.co.id – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyampaikan bahwa digitalisasi menjadi sarana penting untuk memperkuat jati diri bangsa. Indonesia telah memanfaatkan teknologi digital untuk mengenalkan budaya ke tingkat internasional. Dalam sambutannya di World Public Relations Forum 2024 di Nusa Dua, Bali, pada 20 November, Hafid menekankan pentingnya transformasi digital di berbagai sektor, termasuk kebudayaan.
Teknologi dan Diplomasi Budaya
Indonesia tidak hanya fokus pada perkembangan teknologi, tetapi juga pada diplomasi budaya. Hafid mengungkapkan bahwa Indonesia menggunakan media sosial dan kecerdasan buatan (AI) untuk memperkenalkan beragam budaya seperti seni, musik, dan tradisi. Sebagai contoh, Indonesia telah meluncurkan serangkaian prangko bertema budaya pada berbagai acara internasional, seperti prangko ASEAN Para Games 2022 yang menampilkan Prajurit Keraton Surakarta, serta prangko Candi Borobudur pada KTT G20 tahun 2021.
Upaya Pelestarian Budaya dan Peningkatan Citra Nasional
Menkomdigi juga menyoroti keberhasilan Indonesia dalam mengakui 2.000 budaya tak benda pada 2024, dengan 30 di antaranya telah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Selain itu, Indonesia juga merawat 2.859 situs budaya dan 450 museum, yang dianggap sebagai aset berharga untuk masa depan negara.
Dalam kesempatan tersebut, Hafid mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama dalam menjaga narasi positif melalui diplomasi budaya dan penggunaan media yang strategis, guna mempercepat pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya negara-negara di dunia. (net/ra)
