By admin
27.12.24

Kontroversi Kunjungan Itamar Ben Gvir yang Lakukan Provokasi di Masjid Al-Aqsa

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir. (Foto: AP Photo/Ariel Schalit)

Mahakama.co.id – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, kembali menimbulkan kontroversi setelah mengunjungi Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada Kamis (26/12). Dalam kunjungannya, Ben Gvir, yang dikenal sebagai politisi sayap kanan, melakukan doa Yahudi di kompleks yang juga merupakan situs suci bagi umat Islam.

Tindakannya langsung menuai kecaman keras dari Otoritas Palestina dan Yordania, yang menilai aksi tersebut sebagai provokasi di tengah ketegangan yang masih berlangsung akibat perang Gaza. Ben Gvir, melalui akun X-nya, menjelaskan bahwa kunjungannya bertujuan untuk berdoa bagi kedamaian para tentara Israel, pembebasan sandera, dan kemenangan negaranya.

“Saya pergi ke rumah ibadah kami pagi ini untuk berdoa bagi kedamaian para prajurit kami, agar semua sandera segera kembali dan kemenangan total, jika Tuhan berkehendak,” tulis Ben Gvir sambil mengunggah foto dirinya di depan Kubah Batu yang ikonik.

Masalah Status Quo

Masjid Al-Aqsa memiliki makna penting bagi umat Islam, sementara umat Yahudi menyebut lokasi tersebut dengan nama Temple Mount, yang juga dianggap sebagai tempat suci dalam tradisi mereka. Meski status quo memperbolehkan non-Muslim mengunjungi kompleks tersebut, mereka dilarang untuk berdoa atau membawa simbol keagamaan.

Otoritas Palestina menyebut tindakan Ben Gvir sebagai provokasi yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut, sedangkan Yordania mengecam keras tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap status quo historis dan hukum yang berlaku.

Reaksi Pemerintah Israel

Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben Gvir melakukan aksi Provokasi di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. (Foto: Handout via REUTERS)

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa status quo di Temple Mount tidak mengalami perubahan, dan klaim Israel atas Yerusalem tetap teguh. Palestina, di sisi lain, terus menuntut Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan mereka, sementara Israel tetap bersikeras mengklaim seluruh kota tersebut sebagai bagian dari wilayahnya. (net/ra)

Trending