Mahakama.co.id – Drone mata-mata super ramping, PHASA-35, berhasil menjalani uji terbang terbaru dengan performa yang luar biasa. Pada akhir tahun 2024, drone ini terbang di Spaceport America, New Mexico, dan berhasil mencapai ketinggian lebih dari 66.000 kaki. Penerbangan ini berlangsung selama 24 jam, dengan muatan yang dua kali lebih berat dibandingkan penerbangan sebelumnya.
PHASA-35, yang dikembangkan oleh BAE Systems, adalah High Altitude Pseudo-Satellite (HAPS) Unmanned Aerial System (UAS). Dengan lebar sayap 35 meter, drone ini memiliki desain sangat ramping, yang membuatnya tak dapat membawa awak manusia. Sebagai gantinya, PHASA-35 dikendalikan secara jarak jauh menggunakan sistem autopilot. Keunggulan utama drone ini terletak pada sistem tenaga surya yang memungkinkan untuk mengudara dalam waktu yang sangat lama, bahkan berpotensi hingga satu tahun.
Penerbangan Jangka Panjang dan Penggunaan untuk Intelijen
Drone ini dirancang untuk menjalankan misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian dengan daya tahan yang sangat lama. Tenaga surya dan kapasitas penyimpanan internal memberikan PHASA-35 kemampuannya untuk beroperasi tanpa perlu mengisi ulang bahan bakar, sebuah keunggulan signifikan dibandingkan pesawat terbang tradisional.
Alternatif Satelit dan Teknologi Masa Depan

Selain untuk misi pengawasan, PHASA-35 juga memiliki potensi besar sebagai alternatif satelit. Dengan kemampuan untuk beroperasi selama berbulan-bulan, drone ini bisa digunakan untuk mengirimkan jaringan komunikasi, termasuk 5G, dan menyediakan layanan lain seperti bantuan bencana serta perlindungan perbatasan. Semua ini dapat dilakukan dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan penggunaan satelit konvensional.
“PHASA-35 mampu bertahan tanpa pengisian bahan bakar, memungkinkan drone ini terbang selama berbulan-bulan di area yang diinginkan, melampaui batas teknologi penerbangan,” ujar pihak BAE Systems. (net/ra)